BAB 4
Kewiraswataan dan Perusahaan Kecil
4.1 Kewiraswastaan , wiraswasta, wiraswastawan
a. Kewiraswastaan
Pengertian dari kewiraswastaan yaitu kemampuan seseorang untuk
menginvestasikan usaha suatu perusahaan agar perusahaan tersebut menjadi sukses
atau maju.
b. Wiraswata
Pengertian dari wiraswata lebih menunjuk kepada pribadi karena manusia
tersebut memiliki kepribadian yg tegas, dapat mengambil resiko, dapat berdiri
sendiri karena mempunyai keyakinan.
c. Wiraswastawan
Pengertian dari wiraswatawan yaitu orang yg dalam keadaan bagaimanapun
daruratnya, tetap mampu berdiri sendiri dengan kemampuannya.
4.1.1
Unsur-Unsur Penting Wiraswasta
Unsur-Unsur Penting Wiraswasta : Dalam wiraswasta tercakup
beberapa unsur penting yang satu sama lainnya saling terkait. Unsur-unsur
tersebut adalah unsur pengetahuan, unsur keterampilan, unsur sikap mental, dan
unsur kewaspadaan. Dalam kehidupan kesehariannya, wiraswasta yang lebih baik
akan menggunakan pemikiran dan geraknya secara otomatis dengan menggabungkan
unsur-unsur tersebut.
Unsur pengetahuan mencirikan tingkat
penalaran yang memiliki seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan banyak
ditentukan oleh tingkat pendidikan orang bersangkutan. Semakin tinggi dan
semakin luas pendidikan seseorang, semakin tinggi dan semakin luas pula
pengetahuannya. Kedalaman pemahaman akan diperoleh seseorang bilamana ia
mendalami bidang yang digelutinya. Sedangkan orang yang lebih mementingkan
pengetahuan luas pada umumnya akan menjadi generasis. Selain diperoleh dari
pendidikan formal, pengetahuan juga dapat berkembang dari “ belajar sendiri”.
Dalam dunia usaha yang kompleks, diperlukan kemampuan yang konseprehensif.
Karena itu, wiraswatawan dituntut untuk mempunyai keluasan pengetahuan dan
kemampuan penalaran yang tinggi.
Unsur keterampilan pada umumnya diperoleh
melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswatawan yang dilengkapi dengan
keterampilan tinggi akan mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
Keterampilan yang dimilikinya akan memudahkan dan memperlancar penyelesaian
berbagai tugas yang harus dijalaninya.
Unsur sikap mental menggambarkan
reaksi sikap dan mental seseorang ketika menghadapi sesuatu situasi. Untuk
berwiraswasta, secara umum dituntut adanya sikap mental yang fleksibel, sesuai
dengan tuntutan dan perkembangan keadaan, dinamis, kreatif, dan penuh
inisiatif. Pada situasi yang menguntungkan, wiraswastawan jempolan akan
melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sehingga kesempatan yang ada tidak hilang
begitu aja. Sebaliknya, pada kondisi yang tidak menguntungkan,mereka mampu menunda
dan menangguhkan melaksanakan suatu pekerjaan dan memikirkan alternative
kesempatan orang lain.
Unsur kewaspadaan merupakan paduan
unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi keadaan yang akan datang.
Kewaspadaan berkaitan dengan pemikiran atau rencana tindakan untuk menghadapi
sesuatu yang mungkin terjadi atau di duga akan dialami. Sehubungan dengan itu,
berwiraswasta juga berarti perlu mempertimbangkan sikap defensive atau ofensif.
Bila sikap defensive yang dipilih, berarti wiraswastawan akan memikirkan
strategi, taktik, dan rencana tindakan yang bersifat menghindari, mencegah,
membelokkan, menutupi, ataupun memperkecil ha-hal yang merugikan pihaknya. Bila
sikap ofensif yang dipilih, wiraswastawan justru mencoba melihat keuntungan
yang dapat diperolehnya dari sesuatu yang diduganya akan terjadi. Dengan
demikian, segala upaya berupa pemikiran ataupun tindakan ditujukan untuk
memanfaatkan setiap kejadian dan kesempatan yang ada secara tepat dan sebaik
mungkin, guna menghasilkan sesuatu yang berguna baginya. Jadi wiraswastawan
yang baik mampu mengambil kesempatan dalam kondisi yang menurut pandangan orang
awam sulit dilakukan. Dalam kenyataannya, unsur kewaspadaan terkait erat dengan
rencana tindakan wiraswatawan dalam mengatisipasi keadaan yang akan terjadi di
masa mendatang.
4.2 Perusahaan
kecil dalam lingkungan perusahaan
Perusahaan
kecil memegang peranan penting dala komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di
beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukka
bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu
diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain
sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang
merupakan terobosan penting dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan.
Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT
ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil.
Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang
dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
4.3
Perkembangan franchising di Indonesia
Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada
tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui
pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan
dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar
menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya[11] .
Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus
dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi
franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara
yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya
di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia
dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997
tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007
tentang Waralaba.
4.4
Ciri-Ciri Perusahaan Kecil
Secara umum perusahaan kecil mengacu pada
ciri-ciri berikut :
• Manajemen berdiri sendiri. Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
• Investasi modal terbatas. Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
• Daerah operasinya local. Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.
• Ukuran secara keseluruhan relative kecil ( penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)
* Keuntungan perusahaan kecil
Kebebasan dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih memungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relative kecil, sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.
Penyesuaian dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baikterutama karena dekatnya perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan, serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.
* Kelemahan perusahaan kecil
Perusahaan dengan ukuran apa saja (Besar, sedang, maupun kecil) selalu mengadung resiko. Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi ekonomi, persaingan, dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhadap karyawannya.
* Mengembangkan perusahaan kecil
Untuk mengembangkan perusahaan diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal: profil pribadi ( dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi, perincian pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan sejarah, analisis tentang para pesaing dan pasar, startegi persaingan dan rencana opersai, rencana arus uang kontan dan analisis pulang rokok ) serta paket pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman yang diminta, alasan pembenaran, jadwalan pembayaran kembali- dan ketentuan-ketentuan pembayaran ). Pertimbangan yang matang untuk mengembangkan perusahaan, memerlukan kejelian yang terkait erat dengan kemampuan manajemen, pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan dan strategi untuk memenangkan persaingan pasar.
* Kegagalan perusahaan kecil
Banyak factor yang menyebabakan terjadinya kegagalan dalam perusahaan kecil. Sebagian penyebab kegagalan telah disebutkan seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha, dana lain-lain.
• Manajemen berdiri sendiri. Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
• Investasi modal terbatas. Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
• Daerah operasinya local. Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.
• Ukuran secara keseluruhan relative kecil ( penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)
* Keuntungan perusahaan kecil
Kebebasan dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih memungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relative kecil, sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.
Penyesuaian dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baikterutama karena dekatnya perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan, serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.
* Kelemahan perusahaan kecil
Perusahaan dengan ukuran apa saja (Besar, sedang, maupun kecil) selalu mengadung resiko. Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi ekonomi, persaingan, dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhadap karyawannya.
* Mengembangkan perusahaan kecil
Untuk mengembangkan perusahaan diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal: profil pribadi ( dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi, perincian pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan sejarah, analisis tentang para pesaing dan pasar, startegi persaingan dan rencana opersai, rencana arus uang kontan dan analisis pulang rokok ) serta paket pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman yang diminta, alasan pembenaran, jadwalan pembayaran kembali- dan ketentuan-ketentuan pembayaran ). Pertimbangan yang matang untuk mengembangkan perusahaan, memerlukan kejelian yang terkait erat dengan kemampuan manajemen, pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan dan strategi untuk memenangkan persaingan pasar.
* Kegagalan perusahaan kecil
Banyak factor yang menyebabakan terjadinya kegagalan dalam perusahaan kecil. Sebagian penyebab kegagalan telah disebutkan seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha, dana lain-lain.
4.5 Perbedaan
antara kewirausahaan dan bisnis kecil
banyak
guru , dosen ataupun pengusaha , berpendapat bahwa kewirausahaan dan bisnis
kecil itu berbeda , padahal sama sekali tidak ada perbedaan nya,
kenapa??
Karena antara kewirausahaan dan bisnis kecil :
1. mereka sama-sama berbisnis
2. pengukuran potensi bisnis sama
3. kapasitas dan varietas bisa dikatakan hampir sama karena membuat lapangan kerja
4. unsur permodalan hanya dilihat dari sudut pandang yang berbeda ketika memulai dan dimulai
5. jiwa enterpreneur yang dimiliki sama
6. ujung pangkalnya adalah pengembangan potensi enterpreneur sejatinya, apakah langgeng atau tidak
Karena antara kewirausahaan dan bisnis kecil :
1. mereka sama-sama berbisnis
2. pengukuran potensi bisnis sama
3. kapasitas dan varietas bisa dikatakan hampir sama karena membuat lapangan kerja
4. unsur permodalan hanya dilihat dari sudut pandang yang berbeda ketika memulai dan dimulai
5. jiwa enterpreneur yang dimiliki sama
6. ujung pangkalnya adalah pengembangan potensi enterpreneur sejatinya, apakah langgeng atau tidak
No comments:
Post a Comment