BAB 5
MANAJEMEN DAN ORGANISASI
5.1 Manajemen
Manajemen sumber daya manusia
menurut Andrew E. Sikula (1981 : 145) dalam bukunya “Personal
Administration and Human Resources Management” adalah manajemen yang
diterapkan dalam bidang sumber daya manusia pada suatu organisasi, dengan kata
lain manajemen sumber daya manusia adalah fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan) yang diterapkan dalam bidang
sumber daya manusia (terhadap fungsi-fungsi operasional sumber daya manusia
yang meliputi pengadaan, pengembangan, pengaturan balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemisahaan) terhadap tenaga kerja untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan. Enam fungsi operasional sumber daya manusia menurut George
Milkovich dan Paul C. Nystrom, (Dale Yoder, 1981: 173) dalam bukunya “Personal
Administration and Industrial Relation” adalah sebagai berikut :
- Pengadaan ( Procrurement) yang berupaya untuk mendapatkan jenis dan jumlah karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
- Pengembangan (Develompment) yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan mereka melalui pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan prestasi kerja.
- Pengaturan Balas Jasa (Compensation) adalah imbalan yang diterima seseorang (umumnya dalam bentuk materi dan uang) atau jasa-jasa yang diberikan dalam jabatannya. Besarnya gaji pokok atau upah ditentukan oleh besarnya nilai jabatan yang diukur melalui evaluasi jabatan (job evaluation).
- Integrasi (Integration) merupakan usaha untuk mempersatukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi, sehingga tercipta kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.
- Pemeliharaan (Manintenance) merupakan pemeliharaan temaga kerja yang berkualitas agar mereka mau tetap bekerja sama dan loyal terhadap organisasi.
- Pemberhentian (Separation) yang merupakan putusnya hubungan kerja seseorang dengan perusahaan karena alasan-alasan tertentu, seperti kontrak kerja yang telah berakhir, pensiunan, pemecatan maupun pemberhentian atas keinginan karyawan itu sendiri.
Agar pengertian Manajemen Sumber
Daya Manusia ini lebih jelas, di bawah ini dirumuskan dan dikutip yang
dikemukakan oleh para ahli, yaitu :
Malayu (Hal 10: 2000) mendefinisikan Manajemen Sumber Daya Manusia
sebagai berikut :
“ Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”.
“ Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”.
Selanjutnya Flippo (Malayu,
Hal 11: 2000) memberikan definisi sebagai berikut:
“Personal management is the planning, oraganizing, directing ang controlling of the procurement, development, compensation, integration, maintenance, and separation of human resources to the end that individual, organizational and societal are accomplish”.
Definisi di atas menjelaskan bahwa manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi. pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.
“Personal management is the planning, oraganizing, directing ang controlling of the procurement, development, compensation, integration, maintenance, and separation of human resources to the end that individual, organizational and societal are accomplish”.
Definisi di atas menjelaskan bahwa manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi. pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.
Dari definisi tersebut, maka kita
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
- Karyawan adalah perencanaan, pelaku dan selalu berperan aktif dalam setiap aktivitas perusahaan.
Manajemen adalah fungsi yang
berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal
ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan penting dan dominant dalam
manajemen. Manajemen Sumber Daya Manusia mengatur dan menetapkan program
kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
- Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement, dan job evalution.
- Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place and the right man in the right job.
- Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian.
- Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang.
- Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.
- Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijakan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
- Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
- Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilaian prestasi karyawan.
- Mengatur mutasi karyawan, baik vertical maupun horizontal.
- Mengatur pension, dan pemberhentian karyawan.
Peranan Manajemen
Sumber Daya Manusia diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi
untuk memimpin unsure manusia ini sangat sulit dan rumit. Tenaga kerja manusia
selain mampu, cakap dan terampil, juga tidak kalah pentingnya kemauan dan
kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efesien. Kemampuan dan kecakapan
kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan kedisiplinan karyawan dalam
mewujudkan tujuan.
5.1.1 Latar Belakang Sejarah
Manajemen
Usaha-usaha terorganisasi yang diarahkan oleh
orang-orang yang bertanggung jawab atas perencanaan
,pengorganisasian,kepemimpinan dan pengendalian telah ada ribuan
tahun. Piramida di mesir serta tembok cina merupakan bukti nyata bahwa
proyek-proyek yang ukurannya luar biasa besar ,yang menggunakan puluhan ribu
manusia ,telah dilaksanakan jauh sebelum zaman modern.Piramida merupakan contoh
yang sangat menarik.Pembangunan sebuah piramida melibatkan lebih dari 100 ribu
orang selama 20 tahun.piramida terbesar berisi lebih dari 2 juta
blok,masing-masing beratnya beberapa ton.Contoh- contoh dari masa lalu itu
memperlihatkan bahwa organisasi telah ada selama ribuan tahun dan bahwa
manajemen dipraktekkan selama periode yang sama.Namun,2 peristiwa sebelum abad
ke-20 memainkan peran yang sangat penting dalam memajukan kajian manajemen.
5.1.2 Fungsi dan
Proses Manajemen
Seorang indurtriawan prancis
bernama henry fayol berdasarkan hasil penelitian mengusulkan bahwa semua
manajer melaksanakan lima fungsi manajemen:meraka
merancang,mengorganisasi,memerintah,mengkoordinasi,dan mengendalikan.pada
pertengahan 1950-an untuk pertama kalinya sebuah buku pelajaran manajemen
menggunakan fungsi-fungsi merencanakan,mengorganisasi,menyusun staf,mengarahkan
dan mengendalikan sebagai kerangka kerja. Fungsi perencanaan itu mencakup proses
merumuskan sasaran,menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran
tersebut.dan menyusun rencana guna memadukan dan mengkoordinasikan sejumlah
kegiatan. Para manajer bertanggung jawab merancang pekerjaan guna mencapai
sasaran organisasi.fungsi itu disebu perngorganisasian. Fungsi manajemen
terakhir yang dilakukan oleh para manajer adalah pengendalian Proses manajemen
merupakan serangkain keputusan dan kegiatan kerja terus menerus yang dijalani
para manajer sewaktu mereka merancang,mengorganisasi,memimpin dan mengendalikan
artinya ialah bahwa sewaktu para manajer itu melakukan pekerjaan pengelolaan
kegiatan-kegiatan mereka itu sering kali dilakukan secara terus menerus yaitu
dalam suatu proses.
5.1.3 Ciri-Ciri Manajer Profesional
Seorang
manager yang profesional selalu bekerja keras untuk memenangkan rasa hormat
dari anak buahnya. Dia percaya bahwa dia harus bekerja lebih keras daripada
anak buahnya karena dia seorang manager yang harus selalu memberi contoh baik.
Seorang manager yang profesional menghargai anak buahnya secara sejajar, dan
mencoba untuk memahami mereka sebagai individu. Dia berkomunikasi secara
terbuka sesering mungkin dengan mereka. Dia juga berkomunikasi secara terbuka
dengan atasannnya karena dia sadar bahwa interaksi ini akan banyak menolong
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Seorang manager yang
profesional menyadari bahwa hubungan dengan anak buahnya harus dalam bentuk
hubungan yan memuaskan bagi kedua belah pihak dalam hal pekerjaan. Maka
biasanya dia bertindak tenang, masuk akal dan tidak emosional, walaupun dalam
menangai masalah-masalah atau kesalahan anak buahnya serius. Seorang manager
yang profesional secara aktif mendorong anak buahnya untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan anak buahnya. Dia merasa bahagia bila nak buahnya
berhasil. Seorang manager profesional mendelegasikan pekerjaan dengan tepat
agar supaya tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai secara objektif dan
seefisien mungkin. Dia akan mengambil tanggung jawab bisa dia membuat
kesalahan-kesalahan, mengakui kesalahan-kesalahan tersebut serta meminta maaf
dengan tulus kepada anak buahnya. Seorang manager yang profesional menghargai
hasil pekerjaan yang baik anak buahnya. Manager tersebut akan mengoreksi anak
buahnya dengan cara yang profesional ketika mereka tidak menampilkan kerja yang
kurang baik atau kurang disiplin. Seorang manager yang profesional percaya
bahwa nak buahnya mampu memberi andil untk kesuksesan perusahaannya. Ini
berarti bahwa dia sejauh mungkin akan mengajak anak buahnya untuk memberikan
masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran untuk pemecahan masalah yang dihadapi
di tempat kerja. Dia juga berkeinginan untuk mendengar, memahami dan menindak
lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan dari anak buahnya.
5.1.4 Keterampilan
Manajemen Yang Dibutuhkan
- Keterampilan Konseptual, yaitu membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide tersebut dijabarkan menjadi rencana kegiatan yang disebut proses perencanaan / rencana kerja. Termasuk juga memiliki visi yang jauh kedepan, misi yang jelas, program kerja yang real, strategi, dan terus menjaga nilai competitive advantage sebuah organisasi.
- Keterampilan Komunikasi, yaitu keterampilan berinteraksi secara baik dengan banyak orang. Disebut juga keterampilan kemanusiaan. Kepada bawahan bersifat mengayomi, persuasif, dan bersahabat. Kepada rekan kerja saling menghormati. Kepada customer dan atasan bersifat melayani. Manajer berkomunikasi dengan baik kepada semua orang, menshare visinya, dan membuat semua orang menjadi tim sukses visi tersebut.
- Keterampilan Teknis, merupakan bekal agar lebih matang pada bidang yang ditangani. Umumnya diperlukan untuk manajer tingkat rendah. Misalnya menggunakan program komputer, membuat code program, dsb. Tentu saja ada keunggulan tersendiri dibanding manajer yang hanya mengerti konsep, akan tercipta efektifitas dan efisiensi yang ideal.
- Keterampilan Manajemen Waktu. Seorang manajer digaji besar, setiap menit begitu berharga untuk perusahaan. Dia harus bisa mengalokasi waktu agar mendapat hasil yang optimal. Akan teruji dalam penyusunan waktu yang digunakan dalam melakukan sebuah project. Termasuk juga keterampilan untuk membuat skala prioritas.
- Keterampilan membuat keputusan, termasuk juga kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, memandangnya secara keseluruhan dan komprehensif (helicopter view), dan menentukan solusi terbaik untuk memecahkannya. Keputusan yang baik adalah yang tidak terburu2, namun adakalanya keputusan diperlukan dalam waktu yang singkat. Seiring dengan waktu dan pengalaman, manajer akan terbiasa menghadapi kondisi seperti ini.
- Keterampilan Kepemimpinan. Program kerja, eksekusi, dan evaluasi diperlukan komitmen, ketegasan, dan keberanian. Karenanya manajer betul-betul harus menjadi pemimpin, dan tidak terlalu terpengaruh terhadap hal-hal yang tidak perlu. Manajer yang kuat akan menciptkan trust kepada lingkungannya, dan menumbuhkan teamwork yang solid.
5.2 Organisasi
Organisasi : penyusunan dan
pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan dan aturan dari
berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama
(untuk mencapai tujuan tertentu).
Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry
Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry
5.2.1 Pentingnya Mengenal Organisasi
Kepribadian
akan muncul dan berkembang dengan seiringnya waktu. Kepribadian kita pun tidak
bisa terbentuk karena pendidikan formal yang kita jalani. Kenapa ? karena
pendidikan formal itu hanya membentuk hardskill kita. Lalu dimana kita bisa
membentuk kepribadian kita ? yap ! dengan mengikuti suatu organisasi.Kita
mungkin berpikir ‘untuk apa mengikuti kegiatan yang kerjanya cuma menghabiskan
waktu dan tenaga ?’. Itu adalah salah besar, karena berorganisasi sama saja
dengan mendidik kita untuk jadi makhluk sosial. Dengan berorganisasi, kita
diajari cara menghargai pendapat dan perbedaan serta cara memimpin yang baik.
Dengan begitu softskill kita akan berkembang dan nantinya akan sangat digunakan
dalam dunia kerja.
Organisasi memiliki
jiwa, karakter, jati diri, sejarah, kisah, suka, sedih, cita-cita, harapan dan
lain-lain. Ada beberapa hal yang harus kita sadari dalam berorganisasi. Bahwa
organisasi ini milik banyak orang, semua anggota, bukan milik pengurus atau
ketua. Sedemikian banyak orang yang memiliki karakter, sifat, bahasa, kebiasaan
yang berbeda memberi kita kesempatan belajar jenisjenis manusia. Jika
organisasi tersebut memang tidak bisa diperbaiki dari dalam, dengan atau tanpa
kehadiran kita, memang sebaiknya kita keluar. Tetapi jika kita berpikir lebih
luas karena organisasi ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang, dan kita
merasa mampu memperbaikinya, sebaiknya kita tetap bertahan. Seringkali
organisasi ditangani secara salah, dan mungkin kita orang yang terpilih untuk
berperan lebih. Apa yang kita tahu, tidak ada usaha yang sia-sia. Membangun
organisasi, sejatinya juga membangun kepribadian kita. Apalagi jika dalm usia
muda sudah mengenal dunia organisasi.
Tapi, jangan berpikir
kalau kita hanya ikut-ikutan saja dalam mengikuti suatu organisasi kita
langsung mempunyai kepribadian yang bagus. Karena dalam pembentukan kepribadian
itu butuh proses. Apabila kita dalam organisasi tersebut sangat berperan dalam
kegitan dan mempunyai tujuan yang jelas serta memiliki benih sifat
kepemimpinan, tanggung jawab, bijaksana, dan sebagainya untuk mengikuti suatu
organisasi kemahasiswaan dengan harapan dapat mengembangkan sifat-sifat
tersebut sehingga terbentuklah kepribadian yang baik.
Setelah kita tau bagaimana organisasi itu
sangat membentuk kepribadian seseorang dengan sangat luarbiasa. Pasti betapa
ruginya orang yang hanya berdiam diri tanpa melakukan suatu kegiatan. Apalagi
kini kita sudah mengenal apa itu suatu organisasi. Mumpung kita para mahasiswa
yang masih mencari kepribadian, pasti bila mengikuti organisasi sangat membantu
kita dalam pembentukan kepribadian itu sendiri.
5.2.2 Bentuk-Bentuk Organisasi
Berdasarkan
strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi garis
Organisasi garis merupakan bentuk organisasi tertua, dan paling sederhana. Organisasi dengan jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya merupakan pimpinan tertinggi didalam perusahaan/organisasi yang mempunyai hubungan langsungdengan bawahannya. Di sini setiap bagian-bagian utama langsung berada dibawah seorang pemimipin serta pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertical ke bawah dengan pendelegasian yang tegas, melalui jenjang hirarki yang ada.
Kebaikan-kebaikan organisasi garis :
a. Bentuk organisasi sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan,
b. Pembagian tugas serta tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas
c. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan sehingga mempermudah pemeliharaan disiplin dan bertanggung jawab,
d. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi cukup mudah.
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah :
a. Bentuk organisasi tidak fleksibel,
b. Kemungkinan pemimpin untuk bertindak otokratis besar,
c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah terjadi kekacauan bila seseorang didalam garis organisasi “hilang”.
1. Organisasi garis
Organisasi garis merupakan bentuk organisasi tertua, dan paling sederhana. Organisasi dengan jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya merupakan pimpinan tertinggi didalam perusahaan/organisasi yang mempunyai hubungan langsungdengan bawahannya. Di sini setiap bagian-bagian utama langsung berada dibawah seorang pemimipin serta pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertical ke bawah dengan pendelegasian yang tegas, melalui jenjang hirarki yang ada.
Kebaikan-kebaikan organisasi garis :
a. Bentuk organisasi sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan,
b. Pembagian tugas serta tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas
c. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan sehingga mempermudah pemeliharaan disiplin dan bertanggung jawab,
d. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi cukup mudah.
Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah :
a. Bentuk organisasi tidak fleksibel,
b. Kemungkinan pemimpin untuk bertindak otokratis besar,
c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah terjadi kekacauan bila seseorang didalam garis organisasi “hilang”.
5.2.3 Prinsip-Prinsip
Organisasi
Dalam Pelaksanaan organisasi
harus berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi,yaitu prinsip perumusan
tujuan,prnsip pembagian kerja,prinsip pendelegasian kekuasaan/wewenang,prinsip
tingkat pengawasa,prinip rentan manajemen,prinsip kesatuan perintah,dan prinsip
koordinasi.
Adapun Penjelasan Singkat Mengenai Prinsip Prinsip Organisasai adalah :
1.Prinsip Perumusan Tujuan
Sebelum suatu organisasi/badan/lembaga,langkah hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat tujuan dibentuknya organisasi/badan.lembaga tersebut. Tujuan yang dibuat haruslah sangat jelas karena tujuan tersebut yang akan menentukan hal-hal yang harus diperbuat atau dilakukan oleh organisasi yang telah terbentuk tersebut.
Sebelum suatu organisasi/badan/lembaga,langkah hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat tujuan dibentuknya organisasi/badan.lembaga tersebut. Tujuan yang dibuat haruslah sangat jelas karena tujuan tersebut yang akan menentukan hal-hal yang harus diperbuat atau dilakukan oleh organisasi yang telah terbentuk tersebut.
2.Prinsip Pembagian Kerja
Dalam penata laksanaan kegiatan oragnisasi kita harus melakukan pembagian tugas/kerja/unit untuk menghindari kemungkinan adanya pekerjaan yang tertumpuk dan terjadinya kelalai dalam pekerjaan pada sebuah unit kerja organisasi.
Dalam penata laksanaan kegiatan oragnisasi kita harus melakukan pembagian tugas/kerja/unit untuk menghindari kemungkinan adanya pekerjaan yang tertumpuk dan terjadinya kelalai dalam pekerjaan pada sebuah unit kerja organisasi.
3.Prinsip Pendelegasian
Kekuasaan/Wewenang
Dalam menjalankan kegiatan,suatu unit harus diberi kekuasaan/ untuk melaksanakan tugas tugasnya agar dapat dimintai pertanggung jawabannya.
Dalam menjalankan kegiatan,suatu unit harus diberi kekuasaan/ untuk melaksanakan tugas tugasnya agar dapat dimintai pertanggung jawabannya.
4.Prinsip Tingkat Pengawasan
Berjalannya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan,harus kita pastikan untuk selalu menjalankan dan melaksanakan sistem pengawasan, karena jika sistem pengawasan tidak ada maka tidak mungkin sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya dengan maksimal. Maka karena itu,pembuatan organisasi harus memperhatikan aspek dari kemudahan sistem pengawasan
Berjalannya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan,harus kita pastikan untuk selalu menjalankan dan melaksanakan sistem pengawasan, karena jika sistem pengawasan tidak ada maka tidak mungkin sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya dengan maksimal. Maka karena itu,pembuatan organisasi harus memperhatikan aspek dari kemudahan sistem pengawasan
5.Prinsip Rentang Manajemen
Dalam suatu organisasi perlu kita perhatikan suatu efektivitas dan sebuah efisiensi dari seorang pemimpin yang dapat membawahi beberapa orang yang dibawahinya sehingga seorang pemimpin dapat melakukan tugas kepemimpinannya secara efektif,efisien dan maksimal serta dapat melakukan tugas pengawasan secara optimal.
Dalam suatu organisasi perlu kita perhatikan suatu efektivitas dan sebuah efisiensi dari seorang pemimpin yang dapat membawahi beberapa orang yang dibawahinya sehingga seorang pemimpin dapat melakukan tugas kepemimpinannya secara efektif,efisien dan maksimal serta dapat melakukan tugas pengawasan secara optimal.
6.Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam menjalankan sebuah organisasi,seseorang bawahan biasanya mempunyai seorang bos atau atasan. Dari bos tersebutlah kita menerima perintah dan kepada bos tersebutlah kita memberikan laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan pekerjaan kita.
Dalam menjalankan sebuah organisasi,seseorang bawahan biasanya mempunyai seorang bos atau atasan. Dari bos tersebutlah kita menerima perintah dan kepada bos tersebutlah kita memberikan laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan pekerjaan kita.
7.Prinsip Kordinasi
Prinsip kordinasi ada usaha untuk mengarahkan seluruh kegiatan unit-unit organisasi agar tertuju pada pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Adanya pembagian tugas kepada unit unit kerja tersebut terkadang tanpa kita sadari menimbulkan kecenderungan untuk memisahkan diri dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Untuk itu, koordinasi diperlukan agar kita terhindar dari sebuah konflik, dengan mengurangi duplikasi tugas, mengurangi pengangguran, dan memperkuat kerjasama.
5.2.4 Keterampilan Manajemen Yang Dibutuhkan
- Keterampilan Konseptual, yaitu membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide tersebut dijabarkan menjadi rencana kegiatan yang disebut proses perencanaan / rencana kerja. Termasuk juga memiliki visi yang jauh kedepan, misi yang jelas, program kerja yang real, strategi, dan terus menjaga nilai competitive advantage sebuah organisasi.
- Keterampilan Komunikasi, yaitu keterampilan berinteraksi secara baik dengan banyak orang. Disebut juga keterampilan kemanusiaan. Kepada bawahan bersifat mengayomi, persuasif, dan bersahabat. Kepada rekan kerja saling menghormati. Kepada customer dan atasan bersifat melayani. Manajer berkomunikasi dengan baik kepada semua orang, menshare visinya, dan membuat semua orang menjadi tim sukses visi tersebut.
- Keterampilan Teknis, merupakan bekal agar lebih matang pada bidang yang ditangani. Umumnya diperlukan untuk manajer tingkat rendah. Misalnya menggunakan program komputer, membuat code program, dsb. Tentu saja ada keunggulan tersendiri dibanding manajer yang hanya mengerti konsep, akan tercipta efektifitas dan efisiensi yang ideal.
- Keterampilan Manajemen Waktu. Seorang manajer digaji besar, setiap menit begitu berharga untuk perusahaan. Dia harus bisa mengalokasi waktu agar mendapat hasil yang optimal. Akan teruji dalam penyusunan waktu yang digunakan dalam melakukan sebuah project. Termasuk juga keterampilan untuk membuat skala prioritas.
- Keterampilan membuat keputusan, termasuk juga kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, memandangnya secara keseluruhan dan komprehensif (helicopter view), dan menentukan solusi terbaik untuk memecahkannya. Keputusan yang baik adalah yang tidak terburu2, namun adakalanya keputusan diperlukan dalam waktu yang singkat. Seiring dengan waktu dan pengalaman, manajer akan terbiasa menghadapi kondisi seperti ini.
- Keterampilan Kepemimpinan. Program kerja, eksekusi, dan evaluasi diperlukan komitmen, ketegasan, dan keberanian. Karenanya manajer betul-betul harus menjadi pemimpin, dan tidak terlalu terpengaruh terhadap hal-hal yang tidak perlu. Manajer yang kuat akan menciptkan trust kepada lingkungannya, dan menumbuhkan teamwork yang solid.
5.2.5 Sebab Keberhasilan dan Kegagalan
Organisasi
Secara
umum, penilaian kinerja sistem informasi berfokus pada pertimbangan dari
keberhasilan dan kegagalan sistem informasi. Masalah kegagalan sistem informasi
dapat dianalisis dengan mengasumsikan bahwa belajar dari kegagalan sistem
informasi akan memberikan pelajaran penting untuk merumuskan strategi sukses
bagi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem informasi.
Enam jenis kegagalan sistem informasi dapat diidentifikasi sebagai berikut :- Kegagalan Teknis
- Kegagalan Proyek
- Kegagalan Organisasi
- Kegagalan Lingkungan
- Kegagalan Pembangunan
- Kegagalan Penggunaan
Tingkat keberhasilan maupun
kegagalan sistem informasi dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat tergantung
kepada tingkat keberhasilannya, yaitu :
- Pertama adalah kegagalan total inisiatif, tidak pernah dilaksanakan atau di mana sistem baru diterapkan tetapi segera ditinggalkan.
- Kedua adalah kegagalan parsial dari inisiatif, di mana tujuan utama tidak tercapai atau di mana terdapat hasil yang tidak diinginkan yang signifikan. Terkait dengan kegagalan parsial adalah kegagalan keberlanjutan mana inisiatif pertama berhasil tetapi kemudian ditinggalkan setelah satu tahun atau lebih.
- Ketiga adalah keberhasilan dari inisiatif di mana sebagian besar pemangku kepentingan mencapai tujuan utama mereka dan tidak mengalami hasil yang tidak diinginkan.
No comments:
Post a Comment